Kamis, 30 Desember 2010
Tahun Baru 2011
Tahun 2010 akan segera berakhir dan tahun 2011 ada di depan Mata kita. sebelumnya, Alumni Psikologi Untar, mengucapkan selamat Tahun Baru 2011.Tahun depan, akan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Fakultas Psikologi tercinta, baik dari bidang akademik, seperti seminar, pelatihan maupun perkuliahan. adapula bidang non akademik, dan umumnya adalah kegiatan kemahasiswaan.
adalah sesuatu yang membanggakan karena mahasiswa Psikologi Untar terus berupaya menunjukan dirinya di kancah nasional. dengan menjadi juara 1, di Surabaya hingga menjadi peringkat 6 di Bandung (Tadinya peringkat 2 dari belakang). suatu kemajuan yang terlihat indah dan terdengar menyenangkan.
rasanya, kegiatan-kegiatan para adik-adik kelas kita akan terus bertambah. bertambahnya kegiatan tersebut, tanpa disadari memperlihatkan semakin mantapnya fakultas tercinta di Indonesia. semakin banyak perusahaan yang "Hanya" mencari lulusan Psi Untar. tentunya hal ini akan menguntungkan bagi kita semua para lulusan Psi Untar, kan.
kegiatan demi kegiatan mengalir bagaikan tiada henti. di tahun 2011 saja, adik-adik kita melakukan banyak perubahan dan kegiatan yang akan meningkatkan citra Psi Untar. BUPSI (Buletin Psikologi) akan bertambah oplahnya menjadi 1000 buku per terbitan dan akan disebarkan ke seluruh Fakultas Psikologi di Indonesia. Belum lagi SMA-SMA yang memang potensial. Kegiatan kesenian pun berbenah diri, Phonia dan Padmanagara semakin memperkokoh keberadaan mereka. Mudah-mudahan Padmanagara (Tari) akan tampil di Central Park di bulan Februari 2011. lalu di pertengahan tahun 2011 akan diadakan kegiatan yang sangat besar, menempati lokasi LA PIAZZA kelapa Gading, adik-adik kita akan mengadakan Pentas seni. kegiatan berdurasi selama 1 minggu tersebut akan melibatkan lebih banyak orang sebagai peserta. Sebuah kegiatan yang terdengar luar biasa dan akan terlihat indah buat kita, para kakak-kakak mereka yang juga alumni Psi Untar.
semua kegiatan-kegiatan tersebut tentunya membutuhkan bantuan secara moril maupun materiil dari kita semua, para alumni tercinta. dengan kegiatan yang luar biasa tersebut, gaungnya pun akan terdengar ke berbagai pelosok. Citra Fakultas Psikologi pun akan terlihat bagus di kancah Nasional. bantuan-bantuan tersebut dapat disalurkan kepada adik-adik tercinta. bagi yang berminat membantu secara materiil, silahkan email saya di seinama2003@yahoo.com untuk keterangan lebih lanjut..
salam,
sandi Kartasasmita (angkatan 1994)
Jumat, 17 Desember 2010
Racun Rokok
Asap tembakau yang mengandung ratusan bahan kimia beracun dapat langsung menimbulkan kerusakan organ tubuh. Dalam studi terbaru ahli bedah menemukan tidak ada tingkat aman seseorang terkena paparan asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Ini karena asap rokok langsung merembes ke dalam aliran darah mengubah kimiawi organ sehingga menggumpal dan menekan arteri. Akibatnya arteri menyempit dan tertutup. Laporan tersebut juga menemukan bahkan paparan asap rokok dalam waktu singkat pun dapat memicu serangan jantung.
"Saya menyarankan orang untuk mencoba untuk menghindari berada di sekitar merokok cara apapun yang Anda bisa," kata Dr Regina Benjamin yang menjadi penasehat medis Presiden Obama.
Namun, bagi Anda yang ingin berhenti merokok, tidak ada kata terlambat. Mulailah sekarang juga! Sebab, dalam laporan juga dijelaskan apa yang terjadi dalam tubuh ketika seseorang berhenti merokok
- 20 menit: tekanan darah dan laju nadi kembali normal
- 8 jam: kadar Nikotin dan karbon monoksida dalam darah berkurang setengah dan oksigen kembali normal.
- 24 jam: Karbon monoksida akan hilang dari tubuh. Paru-paru mulai menghilangkan lendir dan kototran akibat rokok lainnya.
- 48 jam: Tubuh membersihkan nikotin dari tubuh. Kemampuan indera merasakan bau dan rasa meningkat
- 72 jam: Bernapas menjadi lebih mudah. Tabung bronkial mulai rileks dan meningkatkan kadar energi.
- 2-12 minggu: sirkulasi darah membaik.
- 3-9 bulan: Batuk, dan masalah pernapasan meningkat seiring membaiknya fungsi paru-paru hingga 10 persen
- 5 tahun: Risiko serangan jantung turun menjadi sekitar setengah dibandingkan para perokok.
- 10 tahun: Risiko kanker paru-paru setengahnya dari para perokok. Risikonya berubah menjadi sama dengan para non perokok.
Rabu, 08 Desember 2010
Non Sexual Multiple relations
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang therapist tidak mungkin tidak berhubungan dengan orang lain. sebagai manusia, therapist pun merupakan mahluk sosial yang senantiasa menjalin relasi dengan manusia lainnya. hanya, dalam hal etika, saat therpist berperan sebagai seorang therapist, maka etika sebagai therapist tentunya harus ia tegakan. menjalankan etika profesinya sebagai seorang therapist dilakukan dalam rangka menghindari permasalahan etika yang mungkin akan muncul di kemudian hari. memang, mudah untuk dibicarakan, diucapkan, akan tetapi belum tentu mudah untuk dilaksanakan.
adapun hal-hal yang dapat menghambat dalam melakukan tugasnya sebagai seorang therapist yang menjunjung etika profesi adalah hal-hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi juga masalah profesional itu sendiri. apabila, menjalin relasi di luar hubungan therapist dengan klien pada saat orang tersebut masih menjadi klien, maka permasalahan yang akan muncul adalah:
1. Bentuk hubungan menjadi hubungan KOMPROMISTIS
2. Menimbulkan CONFLICT of INTEREST
3. Mempengaruhi peran KOGNITIF dalam terapi
4. Membentuk KETIDAKSETARAAN hingga di luar terapi
5. Mengubah MAKNA PSIKOTERAPI itu sendiri
6. Menimbulkan MASALAH HUKUM
7. Melanggar ETIKA PROFESI
toleransi-toleransi terhadap hubungan tersebut merupakan pelanggaran terhadap etika. dengan alasan apapun juga, seorang therapist, lebih baik menghindari terlebih dahulu menjalin relasi lebih dengan klien diluar hubungan antara therapist - klien. sebenarnya, kalau dipikir lebih matang, apa sih yang menjadi bahan pertimbangan mengapa hubungan antara therapis - klien selama proses therapy berlangsung sebaiknya dihindari?? adapun beberapa pertimbangan yang dapat menjadi bahan acuan adalah:
1. SELECTIVE INATTENTION: menimbulkan NEGLIGENCE
2. BENEFICIAL? Untuk pasien ataukah untuk terapisnya?
3. PREVALENSI ~ Legitimasi / pembenaran sekelompok orang
4. TRADISI ~ haruskah menggugurkan etika profesi?
5. OTONOMI ~otonomi klien terabaikan krn di bawah pengaruh terapis
6. “NECESSITY” ~ terapis tak punya pilihan ~> ketidak-berdayaan
Selasa, 07 Desember 2010
Sexual Relationship
Menjadi therapist bukan berarti memiliki kekuatan/power yang dapat membuat klien tunduk kepada sang therapist. akan tetapi, kedudukan antara therapist dengan klien adalah sejajar. dalam menjalin relasi dengan klien, terdapat beberapa hal yang dapat membuat sang therapist "tergelincir" saat menangani kliennya. salah satu hal yang dapat dan mungkin terjadi adalah melakukan hubungan seksual dengan klien.
memang, di Indonesia, data mengenai berapa banyak therapist yang melakukan hubungan seksual dengan klien tidak/belum ada. akan tetapi, bukan berarti tidak ada. mungkin ada, hanya tidak sampai dilaporkan kepada yang berwajib. hingga saat ini yang sering kali diungkap di media massa adalah perbuatan "dukun cabul", belum ada therapist cabul.
terlepas dari ada atau tidak ada ataupun belum ada, ada baiknya, kita menjaga diri agar sebagai seorang therapist nanti tidak sampai melakukan perbuatan yang dapat merugikan klien. selain merugikan klien juga mempertaruhkan nama baik sebagai therapist.
adapun dampak yang akan terjadi bila akhirnya terjadi hubungan seksual antara therapist dengan klien adalah:
- ambivalence
- guilt
- emptiness
- isolation
- sexual confusion
- impaired ability to trust
- confused role and boundaries
- emotional lability
- suppressed rage
- cognitive dysfunction
- incerase suicidal risk
kegiatan ataupun perilaku hubungan seksual dalam hubungan therapy tersebut umumnya dapat terjadi karena beberapa hal. sehingga beberapa hal di bawah ini tidak dapat lagi dipakai sebagai acuan untuk pembelaan diri apabila sang Therapist dibawa ke majelis etika psikologi. alasan yang umum diungkapkan adalah:
- role trading
- sex therapy
- as if
- svengali -dependency
- drugs
- true love
- time out
- got out of hand
- hold me
- rape
- fundamental prohibition
- slipery slopes
- consistent communication
- clarification
- patient's welfare
- consent
- empathize
- competence
- uncharacteristic behavior
- consultation
Assessment
Dalam dunia psikologi, assessment merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh para psikolog maupun ilmuwan psikologi (s1). hanya, terkadang, di dalam melakukan pekerjaannya, apakah para psikolog maupun ilmuwan psikologi sudah menerapkan etika dalam pelaksanaanya?
mengapa etika mejadi penting? karena dengan mengamalkan etika dalam melakukan assessment, maka masyarakat yang memakai jasa psikolog menjadi terbantu. para pengguna jasa tidak mengalami mal praktek yang dilakukan oleh para psikolog maupun ilmuwan psikologi. salah satu hal mendasar adalah salah memberikan diagnosa. kesalahan memberi diagnosa, akan berakibat pada salah memberikan treatment. sesuatu hal yang terlihat menyeramkan bukan. memang terdengar sederhana, namun rasanya, tanpa menerapkan etika yang benar, maka masyarakat pun akan menjadi korbannya.
isi materi Assessment
1. Improper diagnoses may deprive clients of appropriate treatment
2. Testing & diagnosing must be based on standards
3. Professionals must have competency in conducting evaluation
4. Competency must be developed through formal education, training & experience
5. Competency includes understanding measurement, validation & inferences
6. Clients have rights to know the purpose of evaluation
7. Professionals must ensure appropriate explanations
8. Professionals must adequately know who will receive the results
standar prosedur assessment:
1. situation,
2. format,
3. administration,
4. instruction,
5. language,
6. content,
7. validation
Yang perlu diperhatikan (awareness)
1. School of Disciplines
2. Personal Factors
3. Financial Factors
4. Forensic Issues
5. Medical Causes
6. past history
7. Reliability/ Validity
8. Adequate Feedback:
8.a. unrealistic demands
8.b. rush judgement
8.c. bad judgement
Pelatihan dan Seminar 2011
15, 22, 29 January 2011 (8 a.m. to 5 p.m.)
Investation Fee: Rp750.000,00 (Students - Master degree)
Rp1.000.000,00 (Alumni - Professional degree)
Rp1.500.000,00 (Public - Psychologist)
CBT for Adults (Henny E. Wirawan, M. Hum., QIA, Psi., Psikoterapis - certified)
12, 25, 26 February, and 5 March 2011 (8 a.m. to 5 p.m.)
Investation fee: Rp1.200.000,00 (Students - Master Degree)
Rp1.800.000,00 (Alumni - Professional Degree)
Rp2.500.000,00 (Public - Psychologist)
special price before 31st December 2010 --> Rp1.000.000,00 (students) and Rp1.500.000,00 (Alumni)
Panel Discussion about Early Childhood Education (Prof. DR. Ediastri Toto Atmodiwirjo, psi., DR. Soemiarti Patmonodewo, psi., Niken Widiastuti, M. Si., psi.)
19 February 2011 9 a.m. to 12 noon
Investation fee: Rp100.000,00 (students)
Rp200.000,00 (Public)
Half day with Down Syndrome's Children
26 February 2011, 9 a.m. to 12 noon
DR. Ediastri Toto Atmodiwirjo, psi
Dr. Monty P Satiadarma, MS/AT,MCP/MFCC., DCh., Psi
(first announcement, be ready for the next information!!!! You won't regret this event!)
Investation fee : Rp. 25.000 (Students)
Rp. 50.000 ( Public)
Forgiveness Therapy (Meiske Y. Suparman, M. Psi.)
12 March 2011, 9 a.m. to 4 p. m.
Investation fee: Rp200.000,00 (students)
Rp300.000,00 (alumni)
Rp400.000,00 (public)
Public Speaking Training (Henny E. Wirawan, M. Hum., QIA, Psi., Psikoterapis)
26 March 2011, 9 a.m. to 5 p.m.
Investation fee: Rp250.000,00 (students)
Rp350.000,00 (Alumni)
Rp450.000,00 (Public)
Another special event: 2 days HYPNOTHERAPY Training with DR. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, DCH, psi.
Investation fee: Rp2.000.000,00 (Students), limited for 10 students only
Rp3.000.000,00 (Alumni)
Rp4.000.000,00 (Public)
be ready for the next information!!
For further informations please contact the Faculty Secretariat at 021-566-1334 (Ms. Ami)