Senin, 31 Januari 2011

Racun menjadi Obat

Beberapa hari yang lalu, saya menerima telepon dari sebuah negara nun jauh di sana. salah satu negara yang merupakan berada di Timur Tengah. saat menerima telepon, dari ujung sana meminta bantuan untuk saya mengirimkan tim tari untuk salah satu perhelatan besar. permintaan pun saya pertimbangkan, mengingat saat itu sudah pukul 8 malam waktu Indonesia. setelah menerima telepon, saya langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. hasilnya, kami siap untuk mempersembahkan beberapa tarian di sana. dalam kurun waktu yang singkat juga, terkumpul 18 penari. para penari yang seharusnya sedang menikmati liburan semester, dengan sigap kembali berlatih.

dari 18 penari, ada 6 yang belum memiliki paspor. kerja keras lainnya pun dimulai. dalam beberapa hari harus memiliki paspor. dengan semangat pantang menyerah, ke 6 penari ini berupaya mendapatkan paspor. perjuangan memiliki paspor pun dimulai. seiiring dengan upaya membuat dokumen resmi negara tersebut, latihan pun tetap dilaksanakan.

setelah beberapa hari berupaya, semalam, muncul kabar yang cukup mengejutkan. dengan berbagai pertimbangan, keberangkatan para penari, dibatalkan. terdapat berbagai kendala yang membuat keberangkatan menjadi batal. kekecewaan, kesedihan terasa di dalam diri. hanya, saya berpikir, apa yang salah? apa yang menyebabkan ini dapat terjadi.

beberapa saat saya merenung, waktu berjalan demikian lambat. saya teringat salah satu kutipan, Racun menjadi obat. Ya, perasaan sakit ini seperti menerima racun (padahal sih belum pernah minum racun, rasanya seperti apa juga tidak tahu..he.he.he).. ampun, kenapa juga kok hal ini terjadi, bagaimana saya dapat bicara dengan anak2 saya (padahal tinggal bicara ya??) bahwa acara GAGAL dilaksanakan. tapi, teringat betapa cepatnya semua terkumpul dalam 1 malam, akan tetapi betapa sulitnya mengumpulkan mereka bila latihan rutin... tidak ada yang salah memang bila sulit berkumpul saat latihan rutin. hanya, sepertinya, ini suatu awal. bahwa dengan latihan yang rutin merupakan fondasi kuat, agar bila mendapatkan tawaran seperti ini lagi, Padma sudah lebih siap. siap secara fisik maupun mental. karena latihan rutin berjalan penuh dengan full penari dan minimal, semua sudah punya paspor...

buat semua yang terlibat, akhir kata, Maaf ya, saya sudah berupaya semaksimal mungkin, tetapi karena satu dan lain hal, kita gagal berangkat. ambil hikmahnya dari kejadian ini ya.... semoga racun ini dapat menjadi obat buat kita semua