Kamis, 30 Desember 2010

Tahun Baru 2011


Tahun 2010 akan segera berakhir dan tahun 2011 ada di depan Mata kita. sebelumnya, Alumni Psikologi Untar, mengucapkan selamat Tahun Baru 2011.Tahun depan, akan banyak kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Fakultas Psikologi tercinta, baik dari bidang akademik, seperti seminar, pelatihan maupun perkuliahan. adapula bidang non akademik, dan umumnya adalah kegiatan kemahasiswaan.

adalah sesuatu yang membanggakan karena mahasiswa Psikologi Untar terus berupaya menunjukan dirinya di kancah nasional. dengan menjadi juara 1, di Surabaya hingga menjadi peringkat 6 di Bandung (Tadinya peringkat 2 dari belakang). suatu kemajuan yang terlihat indah dan terdengar menyenangkan.

rasanya, kegiatan-kegiatan para adik-adik kelas kita akan terus bertambah. bertambahnya kegiatan tersebut, tanpa disadari memperlihatkan semakin mantapnya fakultas tercinta di Indonesia. semakin banyak perusahaan yang "Hanya" mencari lulusan Psi Untar. tentunya hal ini akan menguntungkan bagi kita semua para lulusan Psi Untar, kan.

kegiatan demi kegiatan mengalir bagaikan tiada henti. di tahun 2011 saja, adik-adik kita melakukan banyak perubahan dan kegiatan yang akan meningkatkan citra Psi Untar. BUPSI (Buletin Psikologi) akan bertambah oplahnya menjadi 1000 buku per terbitan dan akan disebarkan ke seluruh Fakultas Psikologi di Indonesia. Belum lagi SMA-SMA yang memang potensial. Kegiatan kesenian pun berbenah diri, Phonia dan Padmanagara semakin memperkokoh keberadaan mereka. Mudah-mudahan Padmanagara (Tari) akan tampil di Central Park di bulan Februari 2011. lalu di pertengahan tahun 2011 akan diadakan kegiatan yang sangat besar, menempati lokasi LA PIAZZA kelapa Gading, adik-adik kita akan mengadakan Pentas seni. kegiatan berdurasi selama 1 minggu tersebut akan melibatkan lebih banyak orang sebagai peserta. Sebuah kegiatan yang terdengar luar biasa dan akan terlihat indah buat kita, para kakak-kakak mereka yang juga alumni Psi Untar.

semua kegiatan-kegiatan tersebut tentunya membutuhkan bantuan secara moril maupun materiil dari kita semua, para alumni tercinta. dengan kegiatan yang luar biasa tersebut, gaungnya pun akan terdengar ke berbagai pelosok. Citra Fakultas Psikologi pun akan terlihat bagus di kancah Nasional. bantuan-bantuan tersebut dapat disalurkan kepada adik-adik tercinta. bagi yang berminat membantu secara materiil, silahkan email saya di seinama2003@yahoo.com untuk keterangan lebih lanjut..

salam,

sandi Kartasasmita (angkatan 1994)

Jumat, 17 Desember 2010

Racun Rokok

VIVAnews - Mungkin Anda berpikir hanya mengisap sebatang rokok saja tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan. Berpikirlah ulang. Sebab, ilmuwan Amerika menemukan sebatang rokok cukup untuk memblokir arteri dan memicu serangan jantung.

Asap tembakau yang mengandung ratusan bahan kimia beracun dapat langsung menimbulkan kerusakan organ tubuh. Dalam studi terbaru ahli bedah menemukan tidak ada tingkat aman seseorang terkena paparan asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.

Ini karena asap rokok langsung merembes ke dalam aliran darah mengubah kimiawi organ sehingga menggumpal dan menekan arteri. Akibatnya arteri menyempit dan tertutup. Laporan tersebut juga menemukan bahkan paparan asap rokok dalam waktu singkat pun dapat memicu serangan jantung.

"Saya menyarankan orang untuk mencoba untuk menghindari berada di sekitar merokok cara apapun yang Anda bisa," kata Dr Regina Benjamin yang menjadi penasehat medis Presiden Obama.

Namun, bagi Anda yang ingin berhenti merokok, tidak ada kata terlambat. Mulailah sekarang juga! Sebab, dalam laporan juga dijelaskan apa yang terjadi dalam tubuh ketika seseorang berhenti merokok

- 20 menit: tekanan darah dan laju nadi kembali normal

- 8 jam: kadar Nikotin dan karbon monoksida dalam darah berkurang setengah dan oksigen kembali normal.

- 24 jam: Karbon monoksida akan hilang dari tubuh. Paru-paru mulai menghilangkan lendir dan kototran akibat rokok lainnya.

- 48 jam: Tubuh membersihkan nikotin dari tubuh. Kemampuan indera merasakan bau dan rasa meningkat

- 72 jam: Bernapas menjadi lebih mudah. Tabung bronkial mulai rileks dan meningkatkan kadar energi.

- 2-12 minggu: sirkulasi darah membaik.

- 3-9 bulan: Batuk, dan masalah pernapasan meningkat seiring membaiknya fungsi paru-paru hingga 10 persen

- 5 tahun: Risiko serangan jantung turun menjadi sekitar setengah dibandingkan para perokok.

- 10 tahun: Risiko kanker paru-paru setengahnya dari para perokok. Risikonya berubah menjadi sama dengan para non perokok.

Rabu, 08 Desember 2010

Non Sexual Multiple relations


Dalam melaksanakan tugasnya, seorang therapist tidak mungkin tidak berhubungan dengan orang lain. sebagai manusia, therapist pun merupakan mahluk sosial yang senantiasa menjalin relasi dengan manusia lainnya. hanya, dalam hal etika, saat therpist berperan sebagai seorang therapist, maka etika sebagai therapist tentunya harus ia tegakan. menjalankan etika profesinya sebagai seorang therapist dilakukan dalam rangka menghindari permasalahan etika yang mungkin akan muncul di kemudian hari. memang, mudah untuk dibicarakan, diucapkan, akan tetapi belum tentu mudah untuk dilaksanakan.


adapun hal-hal yang dapat menghambat dalam melakukan tugasnya sebagai seorang therapist yang menjunjung etika profesi adalah hal-hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi juga masalah profesional itu sendiri. apabila, menjalin relasi di luar hubungan therapist dengan klien pada saat orang tersebut masih menjadi klien, maka permasalahan yang akan muncul adalah:


1. Bentuk hubungan menjadi hubungan KOMPROMISTIS

2. Menimbulkan CONFLICT of INTEREST

3. Mempengaruhi peran KOGNITIF dalam terapi

4. Membentuk KETIDAKSETARAAN hingga di luar terapi

5. Mengubah MAKNA PSIKOTERAPI itu sendiri

6. Menimbulkan MASALAH HUKUM

7. Melanggar ETIKA PROFESI


toleransi-toleransi terhadap hubungan tersebut merupakan pelanggaran terhadap etika. dengan alasan apapun juga, seorang therapist, lebih baik menghindari terlebih dahulu menjalin relasi lebih dengan klien diluar hubungan antara therapist - klien. sebenarnya, kalau dipikir lebih matang, apa sih yang menjadi bahan pertimbangan mengapa hubungan antara therapis - klien selama proses therapy berlangsung sebaiknya dihindari?? adapun beberapa pertimbangan yang dapat menjadi bahan acuan adalah:


1. SELECTIVE INATTENTION: menimbulkan NEGLIGENCE

2. BENEFICIAL? Untuk pasien ataukah untuk terapisnya?

3. PREVALENSI ~ Legitimasi / pembenaran sekelompok orang

4. TRADISI ~ haruskah menggugurkan etika profesi?

5. OTONOMI ~otonomi klien terabaikan krn di bawah pengaruh terapis

6. “NECESSITY” ~ terapis tak punya pilihan ~> ketidak-berdayaan

Selasa, 07 Desember 2010

Sexual Relationship


Menjadi therapist bukan berarti memiliki kekuatan/power yang dapat membuat klien tunduk kepada sang therapist. akan tetapi, kedudukan antara therapist dengan klien adalah sejajar. dalam menjalin relasi dengan klien, terdapat beberapa hal yang dapat membuat sang therapist "tergelincir" saat menangani kliennya. salah satu hal yang dapat dan mungkin terjadi adalah melakukan hubungan seksual dengan klien.

memang, di Indonesia, data mengenai berapa banyak therapist yang melakukan hubungan seksual dengan klien tidak/belum ada. akan tetapi, bukan berarti tidak ada. mungkin ada, hanya tidak sampai dilaporkan kepada yang berwajib. hingga saat ini yang sering kali diungkap di media massa adalah perbuatan "dukun cabul", belum ada therapist cabul.

terlepas dari ada atau tidak ada ataupun belum ada, ada baiknya, kita menjaga diri agar sebagai seorang therapist nanti tidak sampai melakukan perbuatan yang dapat merugikan klien. selain merugikan klien juga mempertaruhkan nama baik sebagai therapist.

adapun dampak yang akan terjadi bila akhirnya terjadi hubungan seksual antara therapist dengan klien adalah:
  1. ambivalence
  2. guilt
  3. emptiness
  4. isolation
  5. sexual confusion
  6. impaired ability to trust
  7. confused role and boundaries
  8. emotional lability
  9. suppressed rage
  10. cognitive dysfunction
  11. incerase suicidal risk
kejadian-kejadian yang melibatkan hubungan seksual tersebut acapkali dilakukan oleh therapist pria dengan wanita sebagai kliennya. dan prilaku tersebut, umumnya akan berulangkali terjadi.

kegiatan ataupun perilaku hubungan seksual dalam hubungan therapy tersebut umumnya dapat terjadi karena beberapa hal. sehingga beberapa hal di bawah ini tidak dapat lagi dipakai sebagai acuan untuk pembelaan diri apabila sang Therapist dibawa ke majelis etika psikologi. alasan yang umum diungkapkan adalah:

  1. role trading
  2. sex therapy
  3. as if
  4. svengali -dependency
  5. drugs
  6. true love
  7. time out
  8. got out of hand
  9. hold me
  10. rape
sehingga yang perlu menjadi perhatian bagi therapist dalam hal ini adalah:
  1. fundamental prohibition
  2. slipery slopes
  3. consistent communication
  4. clarification
  5. patient's welfare
  6. consent
  7. empathize
  8. competence
  9. uncharacteristic behavior
  10. consultation


Assessment




Dalam dunia psikologi, assessment merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh para psikolog maupun ilmuwan psikologi (s1). hanya, terkadang, di dalam melakukan pekerjaannya, apakah para psikolog maupun ilmuwan psikologi sudah menerapkan etika dalam pelaksanaanya?
mengapa etika mejadi penting? karena dengan mengamalkan etika dalam melakukan assessment, maka masyarakat yang memakai jasa psikolog menjadi terbantu. para pengguna jasa tidak mengalami mal praktek yang dilakukan oleh para psikolog maupun ilmuwan psikologi. salah satu hal mendasar adalah salah memberikan diagnosa. kesalahan memberi diagnosa, akan berakibat pada salah memberikan treatment. sesuatu hal yang terlihat menyeramkan bukan. memang terdengar sederhana, namun rasanya, tanpa menerapkan etika yang benar, maka masyarakat pun akan menjadi korbannya.

isi materi Assessment

1. Improper diagnoses may deprive clients of appropriate treatment
2. Testing & diagnosing must be based on standards
3. Professionals must have competency in conducting evaluation
4. Competency must be developed through formal education, training & experience
5. Competency includes understanding measurement, validation & inferences
6. Clients have rights to know the purpose of evaluation
7. Professionals must ensure appropriate explanations
8. Professionals must adequately know who will receive the results

standar prosedur assessment:
1. situation,
2. format,
3. administration,
4. instruction,
5. language,
6. content,
7. validation

Yang perlu diperhatikan (awareness)
1. School of Disciplines
2. Personal Factors
3. Financial Factors
4. Forensic Issues
5. Medical Causes
6. past history
7. Reliability/ Validity
8. Adequate Feedback:
8.a. unrealistic demands
8.b. rush judgement
8.c. bad judgement

Pelatihan dan Seminar 2011

CBT for Children (Henny E. Wirawan, M. Hum., QIA, Psi., Psikoterapis - certified)
15, 22, 29 January 2011 (8 a.m. to 5 p.m.)
Investation Fee: Rp750.000,00 (Students - Master degree)
Rp1.000.000,00 (Alumni - Professional degree)
Rp1.500.000,00 (Public - Psychologist)

CBT for Adults (Henny E. Wirawan, M. Hum., QIA, Psi., Psikoterapis - certified)
12, 25, 26 February, and 5 March 2011 (8 a.m. to 5 p.m.)
Investation fee: Rp1.200.000,00 (Students - Master Degree)
Rp1.800.000,00 (Alumni - Professional Degree)
Rp2.500.000,00 (Public - Psychologist)
special price before 31st December 2010 --> Rp1.000.000,00 (students) and Rp1.500.000,00 (Alumni)

Panel Discussion about Early Childhood Education (Prof. DR. Ediastri Toto Atmodiwirjo, psi., DR. Soemiarti Patmonodewo, psi., Niken Widiastuti, M. Si., psi.)
19 February 2011 9 a.m. to 12 noon
Investation fee: Rp100.000,00 (students)
Rp200.000,00 (Public)



Half day with Down Syndrome's Children
26 February 2011, 9 a.m. to 12 noon
DR. Ediastri Toto Atmodiwirjo, psi
Dr. Monty P Satiadarma, MS/AT,MCP/MFCC., DCh., Psi
(first announcement, be ready for the next information!!!! You won't regret this event!)
Investation fee : Rp. 25.000 (Students)
Rp. 50.000 ( Public)

Forgiveness Therapy (Meiske Y. Suparman, M. Psi.)
12 March 2011, 9 a.m. to 4 p. m.
Investation fee: Rp200.000,00 (students)
Rp300.000,00 (alumni)
Rp400.000,00 (public)

Public Speaking Training (Henny E. Wirawan, M. Hum., QIA, Psi., Psikoterapis)
26 March 2011, 9 a.m. to 5 p.m.
Investation fee: Rp250.000,00 (students)
Rp350.000,00 (Alumni)
Rp450.000,00 (Public)

Another special event: 2 days HYPNOTHERAPY Training with DR. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, DCH, psi.
Investation fee: Rp2.000.000,00 (Students), limited for 10 students only
Rp3.000.000,00 (Alumni)
Rp4.000.000,00 (Public)
be ready for the next information!!

For further informations please contact the Faculty Secretariat at 021-566-1334 (Ms. Ami)

Rabu, 17 November 2010

little albert

The "Little Albert" experiment was a famous psychology experiment conducted by behaviorist John B. Watson and graduate student Rosalie Raynor. Previously, Russian physiologist Ivan Pavlov had conducted experiments demonstrating the conditioning process in dogs. Watson was interested in taking Pavlov's research further to show that emotional reactions could be classically conditioned in people.
The participant in the experiment was a child that Watson and Raynor called "Albert B.", but is known popularly today as Little Albert. Around the age of nine months, Watson and Raynor exposed the child to a series of stimuli including a white rat, a rabbit, a monkey, masks and burning newspapers and observed the boy's reactions. The boy initially showed no fear of any of the objects he was shown.
The next time Albert was exposed the rat, Watson made a loud noise by hitting a metal pipe with a hammer. Naturally, the child began to cry after hearing the loud noise. After repeatedly pairing the white rat with the loud noise, Albert began to cry simply after seeing the rat.
Watson and Raynor wrote:
"The instant the rat was shown, the baby began to cry. Almost instantly he turned sharply to the left, fell over on [his] left side, raised himself on all fours and began to crawl away so rapidly that he was caught with difficulty before reaching the edge of the table."
Elements of Classical Conditioning in the Little Albert Experiment
The Little Albert experiment presents and example of how classical conditioning can be used to condition an emotional response.
• Neutral Stimulus: The white rat
• Unconditioned Stimulus: The loud noise
In classical conditioning, the unconditioned stimulus is one that unconditionally, naturally, and automatically triggers a response. For example, when you smell one of your favorite foods, you may immediately feel very hungry. In this example, the smell of the food is the unconditioned stimulus.
• Unconditioned Response: Fear
In classical conditioning, the unconditioned response is the unlearned response that occurs naturally in response to the unconditioned stimulus. For example, if the smell of food is the unconditioned stimulus, the feeling of hunger in response to the smell of food is the unconditioned response.
• Conditioned Stimulus: The white rat
In classical conditioning, the conditioned stimulus is previously neutral stimulus that, after becoming associated with the unconditioned stimulus, eventually comes to trigger a conditioned response.
• For example, suppose that the smell of food is an unconditioned stimulus and a feeling of hunger is the unconditioned response. Now, imagine that when you smelled your favorite food, you also heard the sound of a whistle. While the whistle is unrelated to the smell of the food, if the sound of the whistle was paired multiple times with the smell, the sound would eventually trigger the conditioned response. In this case, the sound of the whistle is the conditioned stimulus.
• Conditioned Response: Fear
In classical conditioning, the conditioned response is the learned response to the previously neutral stimulus. For example, let's suppose that the smell of food is an unconditioned stimulus, a feeling of hunger in response the the smell is a unconditioned response, and a the sound of a whistle is the conditioned stimulus. The conditioned response would be feeling hungry when you heard the sound of the whistle.


Stimulus Generalization in the Little Albert Experiment
In addition to demonstrating that emotional responses could be conditioned in humans, Watson and Raynor also observed that stimulus generalization had occurred. After conditioning, Albert feared not just the white rat, but a wide variety of similar white objects as well. His fear included other furry objects including Raynor's fur coat and Watson wearing a Santa Claus beard.
Criticisms of the Little Albert Experiment
While the experiment is one of psychology's most famous and is included in nearly every introductory psychology course, it has also been criticized widely for several reasons. First, the experimental design and process was not carefully constructed. Watson and Raynor did not develop an object means to evaluate Albert's reactions, instead relying on their own subjective interpretations. Secondly, the experiment also raises many ethical concerns. The Little Albert experiment could not be conducted by today's standards because it would be unethical.
What Ever Happened to Little Albert?
The question of what happened to Little Albert has long been one of psychology's mysteries. Watson and Raynor were unable to attempt to eliminate the boy's conditioned fear because he moved with his mother shortly after the experiment ended. Some envisioned the boy growing into a man with a strange phobia of white, furry objects.
Recently, however, the true identity and fate of the boy known as Little Albert was discovered. As reported in American Psychologist, a seven-year search led by psychologist Hall P. Beck led to the discovery. After tracking down the location of the original experiments and the real identity of the boy's mother, it was discovered that Little Albert was actually a boy named Douglas Merritte.
The story does not have a happy ending, however. Douglas died at the age of six on May 10, 1925 of hydrocephalus, a build-up of fluid in his brain. "Our search of seven years was longer than the little boy’s life," Beck wrote of the discovery.

References:
Beck, H. P., Levinson, S., & Irons, G. (2009). Finding little Albert: A journey to John B. Watson’s infant laboratory. American Psychologist, Vol 64(7), 605-614.
Watson, John B. & Rayner, Rosalie. (1920). Conditioned emotional reactions. Journal of Experimental Psychology, 3, 1-14.

Minggu, 07 November 2010

Fashion Show



Pengalaman pertama menjadi model bagi Miko, anak kesayangan saya merupakan sesuatu hal berharga yang tidak akan terlupakan sepanjang hidup. Acara yang diselenggarakan di salah satu mal di Jakarta ini, berawal dari undangan salah seorang teman yang mengajak Miko untuk turut menjadi model. Awalnya saya pikir, ya model-modelan, sehingga saya mengijinkan anak tersebut ikut serta. ternyata acaranya bukan acara sembarangan. acara yang juga dihadiri banyak public figure tersebut merupakan suatu kejutan tersendiri buat saya. Acara yang juga diberi judul Jakarta Fashion Week tersebutlah Miko berlenggok di atas panggung.

Dengan memakai baju-baju dari Bubble Girl, ia berjalan. Baju-baju dengan tema Christmas, Chinese New Year & Spring/Summer 2011 Miko dan teman-temanya bergerak dari ujung yang satu ke ujung yang lain.

hmmm... seru sekali acara tersebut, terlebih lagi, bahan dari baju rancangan salah satu perancang terkemuka di Indonesia,yaitu Sebastian Gunawan, menjadikan baju-baju yang diprosuksi oleh Bubble Girl layak untuk dipakai. kelembutan bahan baju, detail rancangan serta motif yang menawan menjadikan suatu nilai lebih dari produk-produk tersebut.

Rabu, 13 Oktober 2010

W idol dan AG dalam pandangan Psikologi

beberapa hari yang lalu, saya cukup terhenyak membaca berita di salah satu surat kabar yang menyatakan bahwa W dari Indonesia Idol melakukan tindakan yang kurang baik sehingga membawanya kepada kemungkinan hukuman 9 tahun penjara. pada dasarnya saya pribadi tidak terlalu memperdulikan permasalahan artis-artis di Indonesia. karena yang namanya Artis, tentu butuh sensasi untuk meningkatkan citra dirinya. berhubung yang bersangkutan kuliah di suatu perguruan tinggi swasta yang saya tahu, maka saya tergelitik untuk membaca beritannya.

setelah saya selesai membaca, saya jadi berpikir ada berbagai kemungkinan dari kasus tersebut:
1. memang kenakalan remaja karena permasalah moral
2. ada unsur pemaksaan (pencabulan)
3. ada unsur jebakan (W dijebak oleh AG)
4. ada unsur meningkatkan popularitas W yang sudah tidak terdengar lagi sebagai lulusan salah satu acara favorit (katanya).



1. saya tidak mau memihak siapa pun di dalam kasus ini. berhubung kenal juga tidak sama yang sedang tertimpa perkara. hanya, saya mellihat suatu hal yang cukup aneh. memang benar, ada permasalahan moral dalam kasus ini. moral yang seperti apa? katanya seks bebas menjadi sesuatu yang biasa di kalangan remaja dan itu merupakan sesuatu yang buruk. yang menjadi pertanyaan saya, seks bebas yang seperti apa? berganti-ganti pasangan lalu melakukan hubungan seks tanpa ikatan? kalau yang seperti itu,yang melakukan tidak hanya remaja. orang dewasa pun banyak yang melakukan seperti itu. atau pergi ke pelacuran? banyak juga yang melakukan hal tersebut, baik laki-laki ataupun perempuan. bahkan pelacuran merupakan salah satu profesi tertua di dunia. jadi kalau memang karena suka sama suka dan akhirnya melakukan seks bebas, itu memang kenakalan remaja. jadi baik W maupun AG sama-sama nakal dan kurang bermoral. karena banyak yang mengatakan bahwa moral sebagian besar remaja di Indonesia sudah berkurang. tapi itu salah siapa? bukan salah siapa-siapa. salah kita semua sebagai bagian dari masyarakat. jadi jangan saling menyalahkan. mari kita bersama membangun bangsa ini.

2. Kalau tindakan Pencabulan terhadap AG. kalau memang pencabulan terhadap AG. bagaimana caranya pencabulan tersebut dapat terjadi di dalam kamar yang dimasuki oleh W dan AG bersama secara sadar? apakah mungkin dalam keadaan sadar seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menolak masuk ke kamar hotel, berdua dengan seorang laki-laki yang baru dikenalnya? jadi, bagaimana mungkin seorang yang sudah berusia 19 tahun diajak masuk ke kamar tidak dapat menolak? tentunya AG dalam hal ini memiliki kemampuan untuk menolak atau menerima masuk ke kamar (kecuali dihipnotis, tapi sepertinya tidak karena W tidak memiliki kompetensi tersebut). lalu, kenapa dapat masuk ke kamar? tentunya ada itikad tertentu dari dalam diri AG sehingga mau masuk ke kamar. jadi masuk ke kamar atas kemauan sendiri. terlebih lagi, menurut berita, sebelum masuk kamar, mereka habis berciuman di dalam mobil, sehingga kemungkinan gairah seksual pun sudah meningkat. dalam pendekatan psikoanalisa, bahwa ada yang namanya alam bawah sadar (ketidaksadaran). mungkin alam bawah sadar yang dipenuhi oleh libido (hawa nafsu) yang menggerakan AG untuk masuk ke dalam kamar bersama W. karena bila tidak ada dorongan, tidak mungkin mau masuk. tidak mungkin ada gerakan tanpa ada motif. hanya, pada saat di dalam kamar, mungkin AG terhenyak dan tersadar bahwa apa yang ia lakukan bersama W bukan sesuatu yang baik. sehingga ia panik dan berteriak. atau kemungkinan kedua, AG sudah merencanakan menjebak W.

3. jebakan yang dibuat AG. mungkin saja hal ini sudah direncanakan secara seksama. bahwa W digiring masuk ke dalam kamar oleh AG setelah mereka berciuman di dalam mobil. untuk hal ini, laki-laki jauh lebih bodoh daripada perempuan. laki-laki akan lebih mudah terangsang dan mau melakukan apapun untuk memenuhi hasrat birahi yang sudah kian memuncak. sedangkan perempuan, apabila tidak ada unsur emosi tidak akan mudah untuk terangsang. sehingga, masih besar kemungkinan bahwa AG menyadari dan sudah merencanakan hal tersebut.

4. mencari sensasi. bila dilihat dari perkembangan karir W yang dapat dikatakan tidak baik, maka ada kemungkinan ini merupakan cara untuk mencari sensasi. hanya caranya yang kurang elegan. agar menjadi berita, tentunya dibutuhkan media yang dapat dan mau memberitakan. kalau membuat show mungkin mahal, membuat album masih bingung, lalu apa? mungkin ini salah satu yang terpikirkan. karena apa? ada unsur modeling dari kasus-kasus artis senior yang meningkatkan popularitas dengan mencari sensasi. sensasi yang paling mudah untuk ditangkap oleh media adalah bila yang bersangkutan berhubungan dengan seks dan ditangkap polisi. kenapa bukan drugs? bahaya bila berkaitan dengan drugs, akan panjang urusannya. kalau seks? itu hak pribadi masing2 warga negara. jadi skenario yang dipilih adalah berkaitan dengan seks.


sekali lagi, saya tidak kenal keduanya, dan saya pun apabila anak saya yang diperlakukuan seperti AG, pasti tidak akan menerima perbuatan W. akan tetapi, mari kita pikirkan dengan kepala jernih. yang punya masalah dan bermasalah bukan hanya W maupun AG saja, kita semua pun pernah berbuat salah dan bermasalah.

salam

Jumat, 01 Oktober 2010

lumpur lapindo

beberapa ilmuwan dari Rusia mengungkapkan fakta serta data yang menyatakan bahwa lumpur di Lapindo, Sidoarjo adalah karena alam. salah satu yang memicu adalah gempa bumi di Yogyakarta 2 hari sebelum lumpur tersebut keluar ke permukaan.

saya bukan ahlinya, jadi saya percaya saja bahwa hal tersebut adalah suatu kebenaran yang sah secara ilmu pengetahuan. bila seperti itu, artinya, yang bertanggung jawab adalah alam. kalau yang bertanggung jawab adalah alam, bagaimana ya minta pertanggungjawaban dari alam? sedangkan sebagian rakyat yang rumah, lahan, pabrik sudah terendam masih dalam kondisi menderita.

perusahaan yang selama ini dianggap bertanggung jawab dapat lebih mudah untuk melepaskan diri dari tanggung jawab tersebut karena sudah di dukung oleh laporan para ilmuwan dari Rusia tersebut.

baiklah, saya percaya dan tidak akan mengganggu hasil temuan tersebut. yang menjadi pemikiran saya adalah mengapa hal tersebut menimpa/dialami oleh perusahaan besar itu? menurut saya, karena perusahaan itu serakah. kalau tidak serakah, masa iya alam marah dan pas kena ke perusahaan tersebut? kenapa tidak perusahaan yang lain? bila memandang hal tersebut dari sudut pandang tertentu, maka bukanlah sesuatu yang tidak mungkin ada sebab yang ditanamkan oleh perusahaan sehingga menghasilkan lumpur lapindo. lumpur lapindo adalah jawaban dari alam terhadap keserakahan perusahaan tersebut.

Tes Keperawanan

salah satu daerah di negara ini punya ide yang sangat luar biasa. dalam rangka menekan meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja, wacana tersebut digulirkan. terdengar sebagai suatu hal yang mengejutkan, tetapi sepertinya itu adalah hal yang lumrah. Anggota dewan yang terhormat ingin, berharap (mungkin dia sendiri ingin melakukan pengecekan sendiri) seluruh calon siswi SMP, SMU dan Universitas di tes keperawanannya.....

Ya, tes keperawanan. suatu tes yang melanggar etika. masalah keperawanan adalah masalah pribadi individu, bukan untuk konsumsi umum. masalah tersebut merupakan suatu hal yang sensitif dan tidaklah mudah untuk dibicarakan secara terbuka, apalagi hanya untuk masuk sekolah. lalu, apa kaitan antara keperawanan dengan bersekolah? kalau masalah seks bebas, tidak hanya anak sekolahan saja yang melakukan hal tersebut. semua lapisan masyarakat pun melakukannya. baik yang sudah bekerja, pengangguran, suami, istri, semua bisa saja melakukan seks bebas (asalkan mau). lalu, apa kepentingannya diadakan tes tersebut? mau mengukur IQ ?? pemikiran yang teramat sangat bodoh... tidak ada korelasi antara IQ dengan keperawanan. tapi yang pasti, kalau tidak perawan dan tidak boleh sekolah, KEBODOHAN akan terjadi. Atau mungkin ini yang diinginkan oleh para dewan terhormat? kalau masyrakat bodoh, masyarakat tidak dapat berpikir kritis, kalau tidak dapat berpikir kritis, segala perilaku mereka (dewan) yang menyimpang pun tidak ada yang mengkritisi...

lalu, kalau bukan karena IQ, karena EQ. wah ini lebih seru lagi. apa lagi kaitannya??

saat ini, menurut saya, bukanlah sesuatu yang penting untuk mengetahui apakah seorang siswi masih perawan atau tidak. tetapi yang terpenting adalah, apa karya yang disumbangkannya kepada masyarakat, bangsa dan negara. saya lebih memilih karya dari pada sekedar perawan atau tidak. karya jelas berguna dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. perawan? hanya untuk diri sendiri dan pasangan. jadi hanya untuk 2 orang saja. itupun cuma bisa sekali (kecuali operasi selaput dara setiap kali selesai melakukan hubungan seks). kalau karya?? sekali ada akan terus bergulir dan bermanfaat, bukan hanya untuk 1 atau 2 orang, tetapi jauh lebih banyak lagi.

jadi, lebih baik berkarya daripada sekedar masih perawan atau tidak.

Senin, 13 September 2010

Kejujuran

Ini adalah salah satu kisah inspirasional tentang integritas (kejujuran)

Pernah ada seorang kaisar di Timur Jauh yang sudah tua dan tahu sudah datang waktunya untuk memilih penggantinya. Ia tidak memilih dari salah seorang asistennya atau salah satu dari anak-anaknya sendiri, tetapi ia memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda.

Ia memanggil semua pemuda di dalam kerajaan bersama-sama dalam satu hari. Dia berkata,Ini telah datang waktunya bagi saya untuk turun dan memilih kaisar berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian. Anak-anak terkejut! Tetapi, sang kaisar melanjutkan. Aku akan memberikan masing-masing dari kalian sebuah biji hari ini. Satu benih. Ini adalah benih yang sangat istimewa. Aku ingin kau pulang, menanam benih, disiram dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang Anda telah tumbuhkan dari satu biji ini. Aku akan menilai tanaman yang Anda berikan untuk saya, dan yang terbaik saya pilih dan akan menjadi kaisar kerajaan berikutnya!

Ada seorang anak laki-laki yang bernama Ling berada di sana pada hari itu dan ia, seperti yang lain, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan kepada ibunya dengan penuh semangat menceritakan keseluruhan cerita. Dia membantunya mendapatkan panci dan tanah penyemaian, lalu ia menanam benih dan menyiramny dengan hati-hati. Setiap hari ia menyirami itu dan memeriksa untuk melihat apakah telah tumbuh.

Setelah sekitar tiga minggu, beberapa pemuda lainnya mulai berbicara tentang bibit dan tanaman yang sudah mulai tumbuh. Ling terus pulang dan memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Masih belum apa-apa.

Setiap saat orang lain selalu membicarakan tanaman mereka, namun Ling tidak punya tanaman, dan ia merasa gagal. Enam bulan berlalu, masiyang ada hanya pot. Dia hanya tahu bahwa ia telah membunuh benih. Orang lain pohon-pohon dan tanamannya tinggi, tapi dia punya apa-apa. Ling tidak berkata apa-apa kepada teman-temannya, namun. Dia hanya terus menunggu benih untuk tumbuh.
Setahun akhirnya berlalu dan semua pemuda dari kerajaan membawa tanaman mereka kepada kaisar untuk diperiksa. Ling mengatakan pada ibunya bahwa ia tidak akan membawa pot kosong. Tapi dia mendorongnya untuk pergi, dan untuk membawa pot itu, dan harus jujur tentang apa yang terjadi. Ling merasa malu, tapi ia tahu ibunya benar. Ia membawa potnya yang kosong ke istana.

Ketika Ling tiba, ia kagum melihat berbagai jenis tanaman tumbuh milik seluruh pemuda lain. Semua tanaman indah, dalam segala bentuk dan ukuran. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan banyak pemuda lain menertawakannya. Beberapa pemuda menyindir kepadanya dan berkata, Hei coba lihat ,bagus.

Ketika kaisar tiba, ia mengamati ruangan dan menyapa orang-orang muda. Ling hanya mencoba untuk bersembunyi di belakang. Wah, tanamannya sudah besar, pohon-pohon dan bunga Anda telah tumbuh, kata sang kaisar. Hari ini, salah satu dari kalian akan ditunjuk kaisar berikutnya!

Tiba-tiba, sang kaisar melihat Ling di belakang ruangan dengan potnya yang kosong. Ia memerintahkan para penjaga untuk membawanya ke depan. Ling ketakutan.Kaisar tahu aku gagal! Mungkin dia akan membunuhku.

Ketika Ling sampai di depan, Kaisar menanyakan namanya. Nama saya Ling, jawabnya. Semua anak-anak tertawa dan mengolok-oloknya. Kaisar meminta semua orang tenang. Ia menatap Ling, dan kemudian mengumumkan kepada orang banyak, Lihatlah kaisar baru Anda! Namanya adalah Ling!. Ling tak mempercayainya. Ling tidak bisa menumbuhkan benihnya. Bagaimana ia bisa menjadi kaisar baru?

Kemudian kaisar berkata, Satu tahun yang lalu dari hari ini, aku memberi semua orang di sini sebuah benih. Aku bilang Anda untuk mengambil benih, tanaman itu, menyirami, dan membawanya kembali kepadaku hari ini. Tapi aku memberi kalian semua benih yang telah direbus dan tidak akan tumbuh. Kalian semua, kecuali Ling, telah membawa saya tanaman dan pohon-pohon dan bunga. Bila Anda menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, Anda menggantinya dengan benih lain yang kuberikan padamu. Ling adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran untuk membawakan pot dengan benih yang saya berikan. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi kaisar baru!

Semoga dapat menjadi Inspirasi bagi kita semua
Sumber: kisah-kisah Inspiratif

Sabtu, 11 September 2010

Berkah Ramadhan dan Pendidikan

Kemarin seorang Tuna netra meninggal pada saat mau bertemu dengan bapak presiden di Istana. Kemarin juga, beberapa orang terluka karena mau mendapatkan "berkah Ramadhan" dari Gubernur DKI.

hanya demi Rp. 40.000 banyak warga yang rela mengantri. mungkin buat sebagian orang Rp. 40.000 itu kecil, tetapi, buat sebagian lagi uang dengan jumlah segitu terasa banyak. rencananya ada 6000 paket sembako dan "angpao" yang akan dibagikan. entah kenapa, salah siapa, tapi yang pasti ada yang terluka karena hal tersebut.

saya pribadi, bukan mempermasalahkan besar atau kecilnya rupiah yang akan diberikan. akan tetapi, bukankah lebih baik, daripada memberikan uang yang hanya habis dipakai untuk ke tukang pijat tersebut (kesaksian salah seorang yang mendapatkan dan dipakai untuk memijat karena terinjak-injak) lebih baik dipakai untuk membuat perpustkaan.

bayangkan ada 6000 paket x 40.000 = 240.000.000 (Dua Ratus Empat Puluh Juta rupiah). dengan uang sebanyak itu, dapat dibangun 5 perpustakaan sederhana di lima wilayah kota jakarta, kan. masing-masing wilayah mendapatkan jatah 48 juta rupiah.

lumayan, walaupun tidak dapat dikatakan banyak. akan tetapi, minimal dengan perpustakaan mini, masyarakat yang membutuhkan dapat membaca. dengan membaca,warga akan bertambah pintar. dengan bertambah pintar, perlahan-lahan, kemiskinan akan berkurang, lama-lama tidak ada lagi yang mau mengantri hanya untuk Rp. 40.000

Semoga

Kamis, 09 September 2010

Manfaat budaya Jawa untuk kesehatan

budaya Jawa selalu diidentikan dengan kesan kuno. sebenarnya tidak hanya budaya Jawa, hampir semua budaya terkadang dianggap kuno oleh sebagian generasi muda Indonesia. bahkan sebagian besar sudah membuang budaya Jawa tersebut. Dibuang karena dianggap ketinggalan zaman dan tidak lagi diperlukan, apalagi dalam bersosialisasi, dapat dianggap "tidak gaul" dan akhirnya dikeluarkan atau diasingkan oleh komunitasnya.

Sayangnya, budaya yang dianggap sudah kuno tersebut (dalam hal ini budaya Jawa), ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. misalnya, tari Gambyong yang terkesan lama dan membosankan merupakan salah satu tarian yang dapat membantu seseorang untuk tidak terkena stroke. lalu, tulisan jawa "Hanacaraka" pun memiliki pola artistik yang tinggi dan dapat membantu mengenali gangguan stroke pula...

budaya yang adiluhung tersebut, mulai ditinggalkan. dianggap kuno dan tidak sesuai dengan zaman sekarang. pertanyaannya, apakah memang benar demikian, atau tanpa disadari ini adalah cara untuk menggeser secara perlahan budaya kita yang katanya kuno tetapi memiliki manfaat tinggi untuk kehidupan?

Senin, 06 September 2010

Tragedi Bintan

Insiden di Bintan mengenai batas negara, membuat hubungan dua negara menjadi menegang. kelihatannya sering kali terjadi dan rasanya seringkali dilupakan begitu saja. cerita penangkapan nelayan Malaysia berbalas dengan penahanan 3 petugas Indonesia.

Pihak Indonesia mengatakan permasalahan yang terjadi karena nelayan Malaysia memasuki perairan Indonesia, sehingga ditangkap. versi Malaysia, petugas Indonesia memeras nelayan mereka sehingga petugas kita ditangkap petugas Diraja Malaysia.

Pertanyaanya, kenapa petugas Indonesia mau memeras (katakanlah itu sudah menjadi sesuatu hal lumrah..memeras kok lumrah??) nelayan Malaysia? tidak mungkin petugas mau melakukan hal tersebut tanpa ada pelanggaran. lalu kenapa mau diperas kalau tidak melanggar? analogikan saja dengan kondisi di jalan raya. kalau kita tidak salah maka bila polisi mau menilang kita, tentunya kita akan melawan, kan. berbeda kalau memang kita melanggar, tentunya kita berupaya untuk tidak di tilang, dengan berbagai macam cara, ya, salah satunya, menyuap (padahal dilaranng, tapi ini efektif daripada ke pengadilan.. buang waktu dan tetap keluar uang).

Nah, kalau nelayan2 Malaysia tidak mencuri atau melanggar batas, kenapa mau diperas? ataukah mereka biasa memberikan "sesuatu" kepada petugas sehingga mereka dapat mengambil yang bukan hak mereka? terdengar konyol kalau ada yang mau diperas bila tidak bersalah. lagipula bukan satu atau dua, tetapi banyak kata mereka.. aneh..

Ya, memang biasanya maling teriak maling...

Minggu, 05 September 2010

Aktivasi Otak Tengah

by Fidelis Waruwu on Monday, August 30, 2010 at 9:10am

Dear All,

Tulisan ini saya ambil dari sebuah milis. Ada diskusi yang ramai tentang otak tengah. Saya sendiri tidak tahu kebenaran tulisan ini, namun saya melihat, ada baiknya kita baca sekedar untuk menimbulkan "kewaspadaan" terhadap metode baru yang lagi laris dalam masyarakat kita saat ini.

---------------

Kita bisa terkagum-kagum ketika melihat seorang anak yang duduk di bangku SD dengan mata tertutup bisa menyebutkan dengan benar nilai dan gambar kartu-kartu remi yang juga dalam keadaan tertutup. Sementara anak yang lain menggambar dengan mata tertutup, membaca koran, atau bahkan bisa naik sepeda dengan mata tertutup. Sebuah atraksi luar biasa ini bisa dilakukan oleh anak-anak ini dengan hanya latihan dua hari saja!



Menyaksikan kemampuan ajaib itu, para orangtua pun berbondong-bondong mendaftarkan anaknya untuk mengikuti pelatihan singkat dan mahal dengan memegang janji dari panitia pelatihan bahwa anak mereka akan menjadi lebih cerdas, bahkan jenius, hanya dalam beberapa hari. Benarkah janji itu?



Kalau sekilas melihat atraksi extra ordinary atau di luar kebiasaan umum yang dilakukan anak-anak tadi, sepertinya janji tersebut masuk akal. Tetapi kalau kita pikirkan secara mendalam, bukan seperti itu kejeniusan yang kita harapkan pada anak-anak kita.

Dalam tulisannya, Lely Setyawati Kurniawan, seorang Psikiater dari Denpasar, Bali, menyebut kondisi seperti yang dialami oleh anak-anak di atas sebagai awareness, yakni suatu kondisi mental penuh kewaspadaan. Kondisi awareness yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami berbagai gangguan kejiwaan, berupa gejala yang ringan berupa Gangguan Cemas Menyeluruh, sampai tipe berat berupa Gangguan Paranoid.



Kondisi awareness tersebut muncul setelah otak tengah anak-anak tersebut diaktivasi dengan suatu cara tertentu, seperti memperdengarkan alunan musik klasik dan instrumentalia lainnya, gerakan-gerakan tubuh, menciptakan suasana tertentu, dan lain-lain, kemudian ditambah juga dengan program neuro-linguistik (NLP) yang disisipkan demi sebuah proses aktivasi yang nantinya mengarah pada suatu keadaan extra sensory perception (ESP).



Namun perlu diketahui bahwa hingga hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa aktivasi otak tengah meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade-nya menjadi jenius.

Sebaliknya penelitian beberapa ahli sudah membuktikan secara ilmiah bahwa aktivasi otak tengah bisa memberikan dampak buruk bagi fungsi organ tubuh, seperti penelitian Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) membuat suatu penelitian otak tengah pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi otak tengah di daerah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan mengalami relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan hewan-hewan tersebut.



Begitu juga dengan penelitian Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) ada beberapa hal yang berubah karena aktivasi otak tengah, misalnya tekanan arteri utama (mean arterial pressure), aliran darah di ginjal (renal blood flow), aliran darah di daerah paha (femoral blood flow), persarafan daerah bawah jantung (Inferior cardiac), persarafan simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, aktivitas persarafan di daerah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal dan paha tersebut bisa mencapai 328%.



Tulisan Hugo D. Critchley, Peter Taggart dkk. (2005) membuat kita lebih terperangah lagi, karena ternyata induksi lateralisasi pada aktifitasi otak tengah dapat mengakibatkan mental stres, serta berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama jantung dan kematian mendadak (sudden death). Penyebabnya adalah karena tidak seimbangnya dorongan simpatetik persyarafan jantung.

Nah, alih-alih menjadikan anak jenius, aktivasi otak tengah ternyata menciptakan bahaya pada anak anda, yang mungkin saja akan terjadi semakin cepat kalau anak terus-menerus menerapkan secara intensif metoda aktivasi dan praktek penggunaan kemampuan otak tengah.



Sebenarnya ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh suatu lembaga yang memiliki metoda baru sebelum dilemparkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Minimal telah melalui 10 tahun percobaan di laboratorium (in vivo), setelah lulus uji klinis, barulah diujikan pada hewan-hewan percobaan dengan evaluasi sekitar 10 tahun. Pada tahap ketiga barulah diujikan pada para relawan (biasanya mereka dibayar) dan kembali dilakukan evaluasi. Dengan demikian dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun untuk membawa suatu metode baru yang aman ke tengah masyarakat.



Sebaiknya anda berhati-hati untuk mengikutkan anak dalam sembarang metoda pelatihan yang mengarah kepada manipulasi otak dan alam bawah sadar, sebelum bertanya kepada ahlinya dan meyakini keabsahan metoda tersebut secara ilmiah, dan jangan termakan propaganda para penjual yang mengharapkan keuntungan bisnis semata.



Sumber: Lely Setyawati Kurniawan, seorang Psikiater, Staf Dosen di Bagian Psikiatri pada Fakultas Kedokteran Udayana, Bali, dan sebagai konsultan Forensik Psikiatri di RSUP Sanglah, Denpasar

Kamis, 26 Agustus 2010

the last samurai

Rasanya baru saja saya mengenal beliau. seorang perempuan berdarah jepang dan keturunan samurai yang sangat luar biasa. tiba-tiba, kemarin, di hari Rabu, pada pukul 14 siang beliau menghembuskan nafas terakhir. Jam yang sama, hari yang sama, seperti biasanya beliau membabarkan Dharma untuk ibu-ibu BDI.

semenjak kecil, saya mungkin (kok mungkin? pastinya demikian)dikenal oleh beliau sebagai salah satu anak yang sangat nakal, tidak bisa diam dan selalu aktif (mungkin kalau sekarang sudah diberi label ADHD). seingat saya, saya pernah masuk ke kolam ikan beliau (ha.ha.ha. bagaimana caranya, saya tidak ingat, hanya para orangtualah yang selalu berkomentar hal tersebut). sedemikian nakalnya diri ini dihadapan beliau.

menginjak remaja, banyak hal yang saya pelajari dari beliau. bagaimana tata krama, menjalin relasi dengan orang lain serta ajaran-ajaran agama Buddha pun saya serap dari beliau. bagaimana saya memandang orang lain, bagaimana perasaan jiwa yang muncul sekejap hingga cinta tanah air saya pelajari dari beliau. walaupun sebagai keturunan samurai, beliau sangat mencintai Indonesia. dari hal ini, saya belajar, bagaimana saya pun mencintai bangsa ini. mungkin terkadang orang-orang disekitar saya mengatakan saya terlalu cinta tanah air. buat saya, tidak masalah saya diejek, akan tetapi, jangan pernah mengejek tanah air dimana saya dilahirkan, dibesarkan dan akan meninggal kelak. semua hal tersebut saya dapatkan dari seorang ibu. Ibu yang bernama Keiko Senosoenoto. di akhir hayatnya, beliau pun mendapatkan nama hukum (saya tidak ingat, sehingga tidak berani menulisnya).tidak semua akan mendapatkan nama hukum saat meninggal. hanya orang-orang tertentulah yang akan mendapatkannya.

Ada satu yang masih belum terjawab oleh saya dan belum dijawab oleh beliau hingga akhir hayatnya untuk saya. mengapa saya tidak boleh berbicara tentang "proses" sedangkan yang lain boleh?? bila saya tanya, beliau hanya tersenyum dan dibawa hingga akhir hayatnya. banyak hal yang saya dapatkan dan pelajari sebagai bekal hidup saya dapatkan dari Ibu. selamat jalan ibu, sampai berjumpa lagi...

Selasa, 24 Agustus 2010

Merokok, Kebahagiaan dan Egois

mendengar tentang seseorang merokok adalah sesuatu hal yang biasa saja. buat saya, orang mau merokok atau tidak, adalah hak pribadi. tidak ada yang dapat melarang seseorang merokok. apalagi rokok tersebut dibeli memakai uangnya sendiri dan di dalamnya sudah terkandung pajak yang dibayarkan (walaupun tidak ada gunanya pajak tersebut dibandingkan akibat yang diberikan kepada masyarakat).

memang, saya pribadi bukan orang yang 100% anti rokok, hanya kurang menyukai apabila orang merokok tidak pada tempatnya. dulu pun saya perokok. saya merokok mulai dari kelas 1 SD (Dibohongi oleh penjual rokok, yang katanya itu permen) hingga kelas 3 SMP. selepas itu hingga saat ini, dapat dikatakan saya bersih dari rokok (saya dapat berhenti merokok karena saya mau. jadi BOHONG kalau perokok mengatakan tidak dapat berhenti. Perokok bukanya tidak dapat berhenti, tetapi TIDAK MAU berhenti). merokok memang terlihat menyenangkan dan membuat orang2 yang menghisap 5000 jenis racun tersebut menjadi bahagia (bahagia karena menghisap ribuan racun tapi tidak mati2).

hanya, kebahagiaan tersebut, tidak semua orang dapat menikmatinya. artinya, merokok yang katanya dapat membuat bahagia dan tenang, tidak menular seperti orang yang tertawa (tertawa dapat menular loh...). bahkan seringkali, kekesalan orang-orang disitarnya yang tampak. bagaimana tidak, bila di dalam bus kota dia tetap merokok (ciri orang egois, yang memang kalau dipikir-pikir hidupnya tidak dapat meningkat, karena tidak pernah mau memikirkan orang lain) tanpa memedulikan berapa banyak penumpang lain yang kesal.

terlebih lagi, kejadian kemarin sore....mobil yang saya parkir dengan rapih dan sesuai dengan aturan parkir, dipakai sebagai asbak oleh perokok ???!!!???? entah ada dimana pikiran orang tersebut (mungkin memang sudah tidak punya pikiran ya, karena menghisap ribuan racun...). hasilnya? wiper bagian kanan saya bolong karena dijadikan tempat mematikan rokok..... mau marah?? tentu... tetapi kalau dipikir lagi, saya justru berterima kasih sama yang melakukan... terima kasih karena telah membuktikan salah satu teori saya, bahwa perokok memang.......TULALIT...

Senin, 23 Agustus 2010

Rhenald Kasali

*RHENALD KASALI *

*Thursday, 15 July 2010*
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah
tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. *

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya
itu telah
diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal
dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan
kepada saya dan
saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu
buruk, logikanya sangat sederhana. *

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan
diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai?
Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah
diberi nilai
tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru
yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?"

"Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.*

*Budaya Menghukum *

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.

Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap
simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang
anakanaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit
memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan
untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!" Dia pun melanjutkan
argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbedabeda. Namun untuk
anak sebesar
itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat
menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa
Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran
berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang
nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia,
saya harus
menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji
yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan
mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap.
Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan
penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan
begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat
dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan
penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering
saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan"
mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. *

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan,
penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap
seakan-akan
kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang
luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat
saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan
discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan
pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata
belakangan
saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana
guru-guru di
Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di
sana mampu
menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel.
Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan
karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke
pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita
mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di
depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk
verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya
tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk
bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia
mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang
berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup
keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi
penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang
berarti excellent (sempurna),tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya
melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

*Melahirkan Kehebatan *

Bisakah kita mencetak orangorang hebat dengan cara menciptakan
hambatan dan rasa
takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta
ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan
penghapus
yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita
dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...;
dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di
sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih
disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan
mengendurkan
semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia
tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat
tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat
dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia
dapat tumbuh,
sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang
pintar dan
ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman
atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau
memberi ancaman yang menakut-nakuti.(*) *

*RHENALD KASALI *
*Ketua Program MM UI*
*http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/338297/*

Sungguh .... kita masih memerlukan jutaan guru yang bisa meng-*encourage* ...

GAMBARAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG BERMAIN GAME ONLINE

ABSTRAK

Gambaran kesejahteraan psikologis pada remaja yang bermain game online.
Yustinus Tegus, S.Psi., Sandi Kartasasmita M.Psi.


Saat ini game online banyak digemari oleh para remaja di Indonesia. Game online ini memiliki dampak positif dan negatif bagi para pemainnya. Salah satu dampak positif dari game online adalah terbentuknya kesejahteraan psikologis pada pemainnya. Menurut teori yang dikemukakan oleh Carol Ryff, kesejahteraan psikologis adalah sebuah keadaan psikologis seseorang yang sehat sehingga berpengaruh secara positif terhadap kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat gambaran kesejahteraan psikologis pada remaja yang bermain game online. Data diambil melalui teknik survey pada 178 responden dan didapat 115 responden yang memenuhi kriteria untuk analisis data. Hasil yang didapat adalah dimensi pertumbuhan pribadi dan dimensi hubungan positif dengan orang lain pada remaja yang bermain game online cenderung rendah. Sementara itu dimensi penerimaan diri, dimensi penguasaan lingkungan, dan dimensi tujuan hidup pada remaja yang bermain game online cenderung tinggi, selanjutnya adalah remaja yang bermain game online tidak memiliki dimensi otonomi.

Kamis, 19 Agustus 2010

Etika Psikologi

Etika adalah hati nurani. memahami etika tanpa disadari kita sedang berupaya memahami diri kita sendiri. menjadi manusia yang beretika tentunya adalah manusia yang dapat menghargai orang lain. selain itu, juga tidak memperlakukan orang lain seperti kita tidak ingin diperlakukan seperti itu.


Seorang Psikolog profesional membutuhkan pemahaman etika saat praktek
Apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan etika?
Pengetahuan apa saja sebaiknya dimiliki oleh psikolog dalam rangka menentukan sesuatu etik ataupun tidak etik
Bagaimana pula keputusan yang diambil oleh psikolog diterjemahkan dalam kegiatan tertentu disebut etik?

Rabu, 18 Agustus 2010

Game OnLine

Bermain adalah suatu aktifitas yang menyenangkan. tidak hanya untuk anak-anak saja, akan tetapi orang dewasa bahkan lanjut usia pun akan terlihat bergembira saat bermain. terdengar begitu luar biasa serunya bila merasakan suatu permainan yang disukai. terdapat banyak ragam permainan di dunia ini. mulai dari permainan yang sederhana hingga yang kompleks. mulai dari yang tradisional hingga modern.

Permainan modern yang sekarang banyak digeluti masyarakat dunia adalah bermain game melalui internet. bahasa kerennya game online. permainan game online terlihat begitu sederhana, hanya tinggal pencet tombol, memainkan tetikus, selesai. Rasanya hanya bermain sendiri dengan komputer..... kok bisa ya orang-orang menjadi ketagihan, bahasa kerennya addiction by proxy. Nanti dulu, bagi yang belum pernah bermain game online akan merasa seperti itu. bagi saya, lain lagi urusannya.

salah satu permainan yang saat ini saya ikuti adalah Perangkaum. di permainan tersebut saya membangun sebuah desa. dari desa kecil hingga menjadi kuat. setelah kuat mulailah melihat desa-desa di sekitar, apakah ada yang dapat ditaklukan? (aggression behavior) setelah berhasil menaklukan satu, ingin punya dua, tiga dan seterusnya hingga tidak ada habisnya (achievement). hanya itu saja?? belum selesai...di permainan tersebut kalau mau bertahan ada baiknya memasuki satu kaum. dari kaum tersebut, saya mulai berkenalan dengan banyak teman seperjuangan... berjuang bersama untuk mempertahankan martabat (karena kaum dihina, diejek ataupun diserang oleh kaum lain... Togetherness)....

banyak hal yang dapat digali dalam suatu permainan online. mudah-mudahan saya mendapatkan data untuk penelitian lebih mendalam dari sebuah permainan online untuk kemajuan umat manusia....

Selasa, 17 Agustus 2010

Kemerdekaan

Merdeka atau mati, itulah semboyan 65 tahun yang lalu. Semboyan di saat para pejuang berupaya memperoleh kemerdekaan Republik Tercinta ini. Enam puluh lima tahun telah berlalu, perjuangan sudah berubah, bukan lagi antara kemerdekaan atau kematian.

perjuangan dari bambu runcing sudah menjadi perjuangan dalam bentuk buah-buah pemikiran yang dituangkan pada lembaran-lembaran kertas hasil buah pikir anak bangsa.
buah pikir yang nantinya akan membawa Bangsa Indonesia kepada kejayaan. Kejayaan karena kemampuan masyarakatnya yang hidup di alam kemerdekaan.

Merdeka bukan berarti berhenti. Merdeka berarti melakukan sesuatu yang lebih untuk kesejahteraan masyarakat. sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar melakukan tindakan-tindakan yang bersifat anarkis dengan alasan apapun juga.

Hari ini, 17 Agustus 2010, Bangsa Indonesia merayakan ulang tahunnya yang telah melewati setengah abad, enam puluh lima tahun tepatnya. selama enam puluh lima tahun ini, banyak hal yang sudah dihasilkan bangsa ini. Hasil, karya dan berbagai hal yang mengukir sejarah umat manusia telah berhasil ditorehkan ke dalam buku sejarah.

hanya sayang, hal-hal positif tersebut, ditenggelamkan dengan pandangan-pandangan negatif dan buruk sangka tentang bangsa tercinta. masih banyak diantara kita yang merasa bahwa bangsa-bangsa tertentu lebih baik daripada bangsa Indonesia. suatu pemikiran yang tidak salah tetapi juga tidak terlalu tepat. bagaimana bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat dan besar apabila rakyatnya tidak memiliki rasa cinta tanah air??

cinta tanah air bukanlah sekedar slogan atau buah bibir semata. cinta tanah air adalah bagaimana kita sebagai warga negara melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk kebahagiaan orang lain yang ada di negeri ini tanpa membeda-bedakan. tidak membeda-bedakan berasal dari agama apa, suku apa, ras apa dan yang lainnya. bagaimana kita membuat orang lain bahagia adalah bagian dari hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan.

lalu bagaimana caranya kita membuat orang lain bahagia apabila diri kita sendiri tidak bahagia? Tahu diri. belajarlah untuk memahami diri kita sendiri. Apa kelebihan maupun kekurangan diri kita, keluarga kita, lingkungan kita. dengan menyadari diri kita sendiri, perlahan namun pasti, kita dapat membuat orang lain bahagia. karena tanpa disadari, kita pun menyadari apa yang membuat kita bahagia dengan kelebihan dan kekurangan kita. Akhirnya, kita pun dapat membuat orang lain berbahagia.

Selamat ulang tahun Republik Indonesia..

Sabtu, 24 Juli 2010

Resiliensi Laki-laki Dewasa Awal Pengidap Penyakit Hepatitis C

Abstrak


Bayu Kusmaryanto Kusumo
Resiliensi Laki-laki Dewasa Awal Pengidap Penyakit Hepatitis C (Sandi Kartasasmita, M.Psi.); Program Studi Psikologi. Program Sarjana Strata Satu. Universitas Tarumanagara. Hlm. 1-81, P1-P2, L1-L15.

Laki-laki dewasa awal pengidap penyakit hepatitis C dapat mengalami perasaan tidak berdaya. Untuk mengatasi perasaan tidak berdayanya, laki-laki dewasa awal membutuhkan kemampuan resiliensi untuk dapat bangkit dan mencari jalan keluar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin ditimbulkan oleh penyakit hepatitis C. Resiliensi adalah kemampuan yang untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan, dan menghilangkan dampak yang merugikan dari situasi traumatik. Penelitian ini menggunakan metode in-depth interview dalam pengambilan data. Peneliti menggunakan teori faktor resiliensi dari Grotberg dalam menganalisa data. Subyek terdiri dari lima orang laki-laki dewasa awal pengidap penyakit hepatitis C. Hasil dari penelitian ini adalah dukungan eksternal dan dorongan dari dalam diri subyek memiliki peran penting dalam pembentukan resiliensi laki-laki dewasa awal pengidap penyakit hepatitis C.

Jumat, 23 Juli 2010

Moderasi kepribadian ekstrovert introvert pada pengaruh self-disclosure terhadap intimacy hubungan kasih dewasa muda

ABSTRAK
Meiriani Darsono, 705060021. Moderasi kepribadian ekstrovert introvert pada pengaruh self-disclosure terhadap intimacy hubungan kasih dewasa muda, (Yohanes Budiarto, S. Pd., M. SI. & Sandy Kartasasmita, M. Psi.). Program Studi S1 Psikologi, Universitas Tarumanagara.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat moderasi kepribadian ekstrovert introvert pada pengaruh self-disclosure terhadap intimacy hubungan kasih dewasa muda. Kepribadian ekstrovert adalah suatu kecenderungan yang mengarahkan pikiran lebih banyak ke luar daripada ke dalam diri sendiri. Kepribadian introvert adalah kecenderungan untuk menarik diri dari kontak sosial. Minat dan perhatian individu lebih terfokus pada pikiran dan pengalamannya sendiri. Self-disclosure adalah proses untuk membuka informasi pribadi secara disadari dan bersifat signifikan dan umumnya informasi tersebut tidak diketahui oleh orang lain. Intimacy dalam sebuah hubungan dirasakan apabila suatu perilaku individu mendapat respon dari pasangannya atau individu lainnya dan membuat ia merasa dimengerti dan dihargai. Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang menggunakan metode kuantitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibagikan kepada 192 responden. Kriteria responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasangan kekasih yang berumur antara 20-40 tahun. Hasil perhitungan ditunjukkan dengan signifikansi self-disclosure terhadap intimacy adalah 0.000. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif antara self-disclosure dan intimacy dalam hubungan kasih dewasa muda. Kemudian hasil perhitungan juga menunjukkan siginifikansi kepribadian ekstrovert introvert terhadap intimacy adalah 0.671. Hal ini berarti kepribadian ekstrovert introvert tidak memoderasi pengaruh self-disclosure terhadap intimacy.

Kamis, 22 Juli 2010

Workshop Public Speaking

Berbicara adalah suatu hal yang biasa dilakukan oleh manusia. setiap manusia normal, tentunya akan berbicara satu sama lain. minimal dengan orang yang dekat dengan diri kita. sayangnya, kemampuan kita berbicara, hanya pada situasi informal.

Pada saat situasi formal, tiba-tiba, kita menjadi gugup, susah untuk bicara dan mengeluarkan keringat dingin. Kita bingung bagaimana berbicara di depan kelas maupun khalayak ramai.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada tanggal 7 Agustus 2010, Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara akan menyelenggarakan Workshop Public Speaking. Acara akan diselenggarakan di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara.

Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi ibu Nurachmi di 021-5661334

Intergeneration

Salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh Prof.Tian P Oei, ditemukan hasil bahwa apabila ayah gemar berjudi, anaknya pun memiliki kecenderungan yang sama. ayah pemabuk, anaknya pun memiliki kecenderungan pemabuk.

berdasarkan hal tersebut, saya jadi berpikir:
Kalau seseorang lahir di dalam keluarga yang miskin, apakah akan terus miskin?
Kalau seseorang lahir di dalam keluarga yang kaya, apakah selamanya juga kaya?
Kalau seseorang lahir di dalam keluarga yang jahat, apakah akan menjadi jahat?
Kalau seseorang lahir di dalam keluarga yang baik, apakah akan menjadi baik?

apabila demikian, bagaimana cara mematahkan/mengatasinya?
apakah hanya sekedar menggunakan pendekatan CBT (Cognitive Behavior Therapy) sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada?